Skoliosis, Tulang Belakang Melengkung ke Samping
*dr. ida sana*
Bertahun-tahun yang lalu, Bapak Ilmu Kedokteran, Hippocrates,
menggunakan istilah skoliosis bagi lengkungan tulang belakang dan
mencoba mengobati penderitanya dengan alat penopang atau penyangga.
Sekarang, orang masih tetap menggunakan istilah skoliosis namun dengan
pengertian yang berbeda, yaitu sebagai lengkungan ke samping dalam
tulang belakang. Umumnya, tanda-tanda skoliosis yang bisa diperhatikan
yaitu tulang bahu yang berbeda, tulang belikat yang menonjol, lengkungan
tulang belakang yang nyata, panggul yang miring, perbedaan ruang antara
lengan dan tubuh.
* ISTILAH* skoliosis kini bermakna sebagai lengkungan ke samping dalam
tulang belakang. Hal ini untuk membedakan bentuk lengkungan tulang
belakang yang memang ke arah depan dan belakang. Cara pengobatannya pun
kini lebih bervariasi. Dalam tingkat yang masih ringan, skoliosis
seringkali tidak menimbulkan masalah, namun bila lengkungan ke samping
itu terlalu parah, akan menyebabkan cacat bentuk tulang belakang yang
cukup berat dan bisa mengganggu fungsi tubuh lainnya seperti jantung dan
paru-paru.
*dr. ida sana*
Bertahun-tahun yang lalu, Bapak Ilmu Kedokteran, Hippocrates,
menggunakan istilah skoliosis bagi lengkungan tulang belakang dan
mencoba mengobati penderitanya dengan alat penopang atau penyangga.
Sekarang, orang masih tetap menggunakan istilah skoliosis namun dengan
pengertian yang berbeda, yaitu sebagai lengkungan ke samping dalam
tulang belakang. Umumnya, tanda-tanda skoliosis yang bisa diperhatikan
yaitu tulang bahu yang berbeda, tulang belikat yang menonjol, lengkungan
tulang belakang yang nyata, panggul yang miring, perbedaan ruang antara
lengan dan tubuh.
* ISTILAH* skoliosis kini bermakna sebagai lengkungan ke samping dalam
tulang belakang. Hal ini untuk membedakan bentuk lengkungan tulang
belakang yang memang ke arah depan dan belakang. Cara pengobatannya pun
kini lebih bervariasi. Dalam tingkat yang masih ringan, skoliosis
seringkali tidak menimbulkan masalah, namun bila lengkungan ke samping
itu terlalu parah, akan menyebabkan cacat bentuk tulang belakang yang
cukup berat dan bisa mengganggu fungsi tubuh lainnya seperti jantung dan
paru-paru.
Pada skoliosis, pembengkakan terjadi karena berbagai sebab. Misalnya,
karena sikap tubuh salah yang terus menerus pada saat bekerja. Atau bisa
seseorang berjalan miring demi mencegah rasa sakit. Misalnya, sebagai
akibat kelumpuhan atau luka karena kecelakaan.
Kelainan bentuk samping tulang belakang pada skoliosis disebabkan oleh
gangguan pada tulang kaki, pinggul atau tulang belakang. Bisa juga
akibat penyakit tulang tertentu seperti rachitis. Kelumpuhan atau rasa
sakit pada beberapa otot tulang belakang akan mempengaruhi letak
kedudukannya. Tapi, beberapa orang yang bahunya miring belum tentu
karena skoliosis, melainkan sekadar kebiasaan saja.
Secara umum, skoliosis dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu
reversibel (dapat kembali) dan nonreversibel (tak dapat kembali).
Skoliosis reversibel bisa disebabkan oleh sikap tubuh yang buruk, rasa
sakit dan kejang otot di sekitar saraf tulang belakang, rasa sakit
akibat peradangan dan kanker tulang belakang. Infeksi saluran pencernaan
seperti usus buntu atau infeksi di sekitar ginjal juga dapat menimbulkan
skoliosis reversibel. Penyebab lainnya adalah panjang tungkai yang berbeda.
Dari seluruh kasus skoliosis, 85% di antaranya berupa nonreversibel yang
penyebabnya tidak dapat dideteksi. Jenis ini terbagi lagi dalam tiga
kelompok yaitu jenis infantil yang muncul pada bayi sejak lahir hingga
usia 3 tahun, jenis juvenil pada anak usia 4-9 tahun, dan jenis adolesen
pada remaja usia 10 tahun hingga akhir masa pertumbuhan.
Skoliosis yang disebabkan oleh kelainan bentuk tulang bisa bersifat
bawaan, misalnya bentuk tulang belakang yang tidak normal atau bisa juga
merupakan bentuk yang didapat, misalnya karena patah atau bergesernya
tulang belakang. Selain itu, skoliosis juga bisa disebabkan oleh
kekurangan mineral atau kelainan pada dada.
Masalah pada saraf juga dapat menyebabkan timbulnya skoliosis. Misalnya,
karena pembentukan urat saraf tulang belakang yang tidak normal dan
terdapat benjolan di sepanjang perjalanan saraf. Penyebab lain misalnya
penyakit saraf yang didapat seperti poliomielitis dan paraplegia --
kelumpuhan pada seluruh bagian tubuh termasuk kedua tungkai bawah.
Skoliosis kadang-kadang juga disebabkan pembentukan otot yang tidak normal.
Semua jenis skoliosis nonreversibel bisa berakibat serius bila tidak
diperhatikan. Untuk itu, diperlukan perawatan khusus oleh dokter ahli
bedah tulang.
* Gejala dan Perawatan*
Yang terpenting untuk diperhatikan mengenai skoliosis adalah bahwa
keluhan tersebut akan semakin berat seiring dengan berjalannya
pertumbuhan tulang. Makin besar tulang belakang melengkung menyebabkan
gangguan pertumbuhan pada tulang rusuk maupun tulang belakang.
Ketidaklurusan tulang belakang ini akhirnya akan menyebabkan nyeri
persendian di daerah tulang belakang pada usia dewasa dan kelainan
bentuk dada yang dapat mengganggu fungsi jantung dan paru-paru, sehingga
mempercepat kematian.
Skoliosis dengan penyebab yang tidak diketahui timbul secara
perlahan-lahan tanpa adanya rasa sakit. Jika terdapat rasa sakit pada
remaja yang sedang mengalami perkembangan skoliosis, segeralah
memeriksakannya ke dokter untuk mengidentifikasi penyebabnya. Pada tahap
perkembangan dini, skoliosis terlihat berupa perubahan kecil pada
penampakan jasmani. Misalnya, Anda bisa mengamati salah satu bahu yang
tampak lebih tinggi atau tulang belikat yang satu tampak lebih menonjol
dibandingkan dengan yang lain.
Umumnya, tanda-tanda skoliosis yang bisa diperhatikan yaitu tulang bahu
yang berbeda, tulang belikat yang menonjol, lengkungan tulang belakang
yang nyata, panggul yang miring, perbedaan ruang antara lengan dan
tubuh. Pemeriksaan lain yang sangat membantu dalam menangani skoliosis
ini adalah foto rontgen tulang belakang. Dari foto rontgen dapat diukur
derajat banyaknya lengkungan yang tidak normal.
Selama itu, salah satu cara terbaru untuk mengawasi perkembangan
skoliosis adalah dengan topografi Moire, yaitu suatu pemotretan khusus
yang memungkinkan pengamatan tentang perbedaan pada permukaan tubuh
tanpa menimbulkan risiko.
Cacat bentuk pada skoliosis bertambah sesuai dengan pertumbuhan badan.
Karenanya, faktor terpenting dalam menilai kemungkinan hasil akhir
skoliosis adalah jumlah pertumbuhan yang tersisa. Makin berat
lengkungan, besar kemungkinan untuk bertambah parah. Hal ini berarti
bahwa lengkungan ringan yang dijumpai pada seorang anak perempuan
berusia 14 tahun mungkin tak akan banyak bertambah, sedangkan derajat
kelengkungan sama yang dijumpai pada seorang anak perempuan berusia 10
tahun hampir pasti akan meningkat, terutama pada periode pertumbuhan.
Lengkungan skoliosis antara 20-40% pada anak yang belum dewasa merupakan
indikasi perlunya pengobatan dengan alat penopang. Namun, bila kurang
dari 20%, sepertinya belum perlu pengobatan khusus. Lengkungan di daerah
dada yang besarnya lebih dari 60% lambat sembuh, karena fungsi jantung
dan paru-paru terganggu. Karena itu, pada lengkungan besar diperlukan
pengobatan dengan jalan operasi.
Pengobatan lainnya yang dilakukan tanpa operasi antara lain latihan
jasmani yang dirancang khusus untuk mencegah terjadinya kelainan yang
lebih berat. Hasilnya akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan
pemakaian semacam alat penopang. Alat penopang memberi antara tarikan
dan penekanan samping pada lengkungan tulang belakang. Walaupun cara ini
tidak memperbaiki lengkungan yang ada, tapi pada banyak kasus dapat
mencegah kerusakan lebih lanjut selama masa pertumbuhan anak.
Perawatan dan penanganan skoliosis memerlukan pengawasan dan pengobatan
dalam bentuk yang cukup lama, menemukan kelainan secara dini dan
mengobatinya dengan segera akan mencegah berlanjutnya cacat bentuk
akibat skoliosis.
sumber : http://www.balipost.co.id
(http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/7/17/ink1.html)
Komentar
Posting Komentar
Masukkan komentar anda....